Sudahkah kita dewasa ?
Pernahkah suatu kali kita merasa iri dengan posisi orang lain dalam perusahaan ? Dengan gaji orang lain, ataupun dengan pendapatan orang lain ? Kemudian kita mengeluh dan mengambil jarak (baca : ngambek), perasaan hati jadi tak enak, mau kerja jadi malas. Kalau memang pernah kita seperti itu, tentu hal ini mengingatkan kita semasa masih sekolah di SD atau TK. Ketika kita kadang menangis kalau seorang teman diberi permen sedangkan kita tidak, atau ketika kita merengek-rengek minta dibelikan boneka atau mobil-mobilan. Perilaku-perilaku ini sebenarnya sama persis sifatnya, hanya semakin tua caranya menjadi semakin canggih ditutupi dengan alasan-alasan.
Contoh-contoh perilaku tadi menunjukkan sifat yang tidak dewasa. Pengertian ”dewasa” sangat berbeda dengan ”tua”. Banyak orang tua yang perilakunya tidak menunjukkan kedewasaan, sebaliknya banyak juga anak muda yang sikap dan perilakunya menunjukkan dirinya sudah dewasa. Namun terkadang pengertian dewasa ini sendiri masih sering membingungkan. Pada banyak kasus dewasa berarti sudah memiliki pekerjaan sendiri, punya gaji, bisa menghidupi diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain lagi secara material. Pada kasus yang lain dewasa berarti sudah menikah, karena banyak orang sudah bekerja tapi masih juga tergantung secara materi dengan orang lain dan selama masih tergantung dengan orang lain seseorang belum bisa dianggap dewasa.
Dewasa berarti...
Sebenarnya pengertian-pengertian dewasa yang umum dipahami oleh banyak orang terkadang justru menyesatkan. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan G.W. Allport mengatakan bahwa masa ketika remaja adalah suatu masa transisi dari periode anak ke dewasa. Pengertian dewasa itu sendiri menurut Allport :
1. Extension of self atau “pemekaran” dari diri sendiri. Hal ini berarti seseorang mampu untuk menganggap orang lain sebagai bagian dari dirinya. Contoh yang paling mudah adalah tumbuhnya perasaan “cinta”. Orang dewasa yang mencintai biasanya diikuti dengan berkurangnya perasaan egoisme. Jadi apabila kita sudah beristri tapi salah satu masih menunjukkan egoisme dan memikirkan diri sendiri itu artinya kita belum bisa disebut mencintai apalagi dikatakan dewasa (mature personality).
2. Pernahkah kita melihat kaos oblong yang dibagian punggung ada tulisan “silakan mengaca” dan diatasnya ada cermin yang bergambarkan seekor monyet ? Menjadi dewasa berarti mampu untuk melihat diri sendiri secara objektif (Self Objectification). Pengertiannya adalah ketika kita bisa “mengaca” melihat kepribadian kita sendiri. Dalam hal ini berarti tidak marah ketika menerima kritik dan justru kritik itu menjadi sarana untuk instropeksi diri, melihat kesalahan-kesalahan yang ada pada diri sendiri. Nah, apakah kita itu “monyet” yang mudah marah dan hanya memikirkan diri sendiri atau seorang manusia dewasa yang mampu lebih bijak menghadapi orang lain ?
3. Seorang yang dewasa dia memiliki falsafah hidup tertentu (Unifying Philosophy of Life). Biasanya hal ini berhubungan dengan etika atau agama. Sederhananya orang yang sudah dewasa dia itu tahu aturan, tidak berbuat seenaknya sendiri atau bertindak hanya untuk kepuasan sesaat. Dengan memiliki tujuan hidup / cita-cita yang jelas diikuti dengan ketegasan untuk mencapainya dalam perilaku sehari-hari. Misalnya dengan tidak mudah terpengaruh ajakan rekan yang bersifat merusak, otoriter, anarkis, atau korupsi maka kita akan paham bahwa kepuasan yang didapat dari perbuatan itu hanya sesaat dan bisa merusak diri sendiri.
Menjadi Tua atau Dewasa ?
Tidak banyak orang yang benar-benar mampu untuk menjadi dewasa secara penuh. Semua orang dalam hidupnya terus mengalami perkembangan menjadi lebih tua, namun lebih tua tidak berbanding lurus dengan menjadi lebih dewasa. Justru sebaliknya bagi sebagian orang semakin tua seseorang malah semakin kelihatan sifat kekanakannya. Tidak heran ketika narkoba juga banyak dinikmati oleh orang-orang yang sudah “tua”, kekerasan dan kerusuhan terjadi dimana-mana, serta korupsi merajalela di setiap instansi atau perusahaan.
Jadi, apakah sifat kekanak-kanakan itu akan kita pelihara terus ?...its your choice !