" Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca..."

Wednesday, April 15, 2009

Generalfeldmarschall Erich von Manstein (Jendral ahli strategi)


Generalfeldmarschall Erich von Manstein (November 24, 1887–June 9, 1973), salah satu jendral jenius strategi di pihak angkatan bersenjata (AB) "wehrmacht" Jerman, pada perang dunia 2. Bersama Jendral Gerd von Rundstedt, Manstein memberikan alternatif strategi atas rencana Jendral Franz Halder untuk menyerang Prancis. Asal tahu saja, setelah Perang dunia (PD) 1 Prancis membangun perbentengan masif di sepanjang perbatasan Prancis-Jerman yang dikenal dengan nama Garis Maginot "Maginot Line", hal ini dilakukan sengaja untuk menghadang serangan dari Jerman, belajar dari pengalaman Perang Parit (Trench War) di PD 1.

Alih-alih menyerang langsung dari Negeri-negeri Rendah (Low Countries) yaitu Belgia, Belanda, dan Luxemburg seperti yang direncanakan dan memang sudah diperkirakan oleh pihak sekutu, karena Jerman tidak mungkin nekat menembus Maginot Line. Manstein menyarankan untuk melakukan serangan melalui hutan Ardennes yang sebelumnya tak pernah terbayangkan karena mustahil dilewati. Manstein percaya diri dengan strateginya karena belajar dari pengalaman "serangan kilat" (blitzkrieg) di Polandia yang mengutamakan divisi lapis baja (panzer corps) sedangkan pasukan infanteri menyerang dengan rencana awal yaitu melewati Belgia, untuk mengelabui pasukan sekutu karena mengulang strategi serangan Jerman di PD 1 (Schiefflen Plan). Sementara sekutu berkonsentrasi untuk bertahan maka divisi Panser yang dipimpin oleh Jendral Heinz Guderian akan menguasai titik terlemah Prancis, kota Sedan di sebelah barat Ardennes.

Manstein membayangkan pasukan sekutu akan terbelah dan terkepung. Sekali dayung, dua pulau terlampaui kata pepatah, selain memecah konsentrasi sekutu yang dipimpin oleh Jendral Prancis Maurice Gamelin. Pasukan Jerman juga akan menyerang Garis Maginot dari belakang (outflanked) dan membuyarkan pasukan pertahanan Prancis.Seperti yang Manstein bayangkan, operasi Fall Gelb (Case Yellow) ini sukses besar dan membuat pasukan sekutu kocar-kacir termasuk pasukan inggris (British Expeditionary Force/BEF) yang dikomandani oleh Jendral Gort yang memang disiagakan untuk menghadang Jerman.
Pasukan ini dikejar oleh Erwin Rommel 7th Panzer Division kemudian tercerai berai dan mundur ke Dunkirk yang memaksa Inggris untuk melakukan operasi penyelamatan (Operation Dynamo) pada 198,000 tentara Inggris dan 140,000 tentara Prancis yang terkepung di pantai Dunkirk. Meski Maurice Gamelin kemudian digantikan oleh Jendral Maxime Weygand, ini tidak menghentikan serangan Jerman yang merangsek ke selatan menuju Paris. Prancis menyerah pada tanggal 22 Juni 1940, dua bulan setelah Jerman memulai serangan.Nama Manstein mulai dikenal setelah operasi yang sukses ini karena pada saat itu kekuatan Jerman ketika menyerang lebih sedikit dibandingkan dengan gabungan pasukan sekutu (Prancis, Inggris, Belgia, dan Belanda).

Sukses Manstein kembali terlihat di front timur melawan Soviet pada pertempuran Sevastopol, Kharkov,Perekop Isthmus, dan Kerch. Namun karena pertentangannya dengan Hitler mengenai perlunya menyerang Soviet dan kegagalannya dalam operasi penyelamatan German 6th Army yang terjebak di Battle of Stalingrad, Manstein -yang tidak pernah menjadi anggota partai Nazi- kemudian dicopot oleh Hitler dari jabatannya pada bulan Maret 1944.

Manstein ditangkap dan dipenjara Sekutu pada 1949 dan dibebaskan pada tahun 1953 kemudian menjadi penasehat militer pemerintah Jerman Barat. Dalam bukunya yang terbit pada 1958 "Verlorene Siege" (Lost Victories) Manstein menyatakan bahwa pertempuran melawan Soviet di front timur bisa dimenangkan bila Jerman mengutamakan strategi dari para Jendralnya, bukan dari Hitler.

3 comments:

komentar disini bro!